Selasa, 30 Oktober 2012


RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR KECEPATAN MOTOR INDUKSI DENGAN CARA MENGATUR FREKUENSI


YADI YUNUS, SUYAMTO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008 DIY 55010
Telp. 0274.489716, Faks.489715


Abstrak


RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR KECEPATAN PUTAR MOTOR INDUKSI DENGAN MENGUBAH FREKUENSI. Telah dilakukan rancang bangun alat pengatur kecepatan motor induksi dengan mengubah frekuensi. Motor induksi mempunyai kecepatan yang hampir konstan, banyak digunakadi  dalam  industri  yan kadang-kadang  memerlukan  perubahan  kecepatan  putar.  Cara  pengubahan kecepatan putar motor induksi yang paling baik adalah dengan mengubah frekuensi catu dayanya, walaupun sedikit sulit dan mahal. Dalam rancang bangun indilakukan dengan cara menyearahkan sumber tegangan PLdengafrekuens50 Hzlaldiubamenjadtegangabolak-balikembaldengafrekuensyanbisa diatudan selanjutnya dipakai sebagai suplai ke motor [ 8 ]. Rangkaian alat terdiri dari komponen penyearah, penapis, inverter, osilatodan transformator. Dari pengujian diketahui bahwa peralatan dapat berfungsi dengan baik walaupun ditemukan beberapa kesulitan namun, arus ke motor cukup stabil meskipun kecepataputar diubah-ubah. Putaran motor bisa diatur dengan mengubah frekuensi atau secara tidak langsung dengan tahanan basis R pada osilator. Jangkau putaran yang dapat dicapai sangat lebar yaitu dari 13rpm dengan frekuensi 12 Hz sampadengan 2200 rpm pada frekuensi 70 Hz pada keadaan tanpa beban. Sedangkan perubahaputaran motodapat halus, rata-rata 21,4 rpm/Hz

Kata kunci : Motoinduksiputaran, frekuensi


Abstract


DESIGN OF INDUCTIOMOTOR SPEED REGULATION DEVICE BY FREQUENCY CHANGING. Design of induction motor speed regulation device by frequency changinhabeen carried out. Induction motor has almost constant speed  mucused in industry wich often desire the speed changing. The best result of induction motospeed changing idonby changinitpowesupplfrequencyalthoughave mandifficulties and expensive. This design was donby rectified PLN’s voltagof 50 Hz, then changed again to the alternating current wich has adjustable frequency and finally is used as power supply to the motor. Thdevice  consist  of  many  components  i.e  rectifier,  filter inverter,  oscillato and  transformer.Fro the functional test which has been carried out shows the device in good condition although found many difficulties, but the current input to the motor enough stable when motor speed is changed. Motor speed can be changed by adjusting the frequency or by adjusting the basis resistance RB at the oscillator circuit. Range of speed regulation which can be achieved is very width i.e from 133 rpm with frequenci of 12 Hz until 2200 rpm with frequenci of70 Hz at the no load condition. While the motor speed can change in smoothed i.e 21,4 rpm/Hz

Keywords Induction motor, rotation, frequency


PENDAHULUAN

Di industri banyak dipakai motor listrik jenis induksi rotor sangkar karena mempunyai banyak   kelebihan   dibanding   dengan   motor listrik jenis lain. Kekurangannya arus start besar


sekitar 3 sampai 5 kali dari arus nominal dan putarannyrelatif konstan atau sulit diatur[2, 6]. Pada    hal       dalam          pemakaian    motor          listrik kadang-kadang diinginkan putaran yang dapat diubah-ubah sesuai dengan putaran beban, dengan  pengaturan perpindahan putaran yang halus (smooth) dan range lebar, misalnya pada, blower atau exhaust fan penyegar udara pada laboratorium gedung kimia dan lain-lain. Hal tersebut diperlukan dengan tujuan antara lain untuk           mengurangi      besarnya          arus             start, meredam getaran dan hentakan mekanis saat starting. Karena itu maka banyak dilakukan usaha bagaimana cara mengatur putaran motor induksi tersebut. Salah satunya adalah dengan cara mengubah frekuensi catu daya yang masuk ke motor untuk mengatur kecepatan motor. Jadi tujuan dari rancang bangun di sini adalah untuk menghasilkan peralatan yang dapat dipakai untuk mengatur kecepatan putar motor induksi dengan range putaran yang lebar dan dengan perubahan putaran yang smooth.

DASAR TEORI

Ditinjau rotornya motor induksi dibagi yaitu motor induksi sangkar tupai dan (squrrel cage induction motor) dan motor induksi rotor lilit (wound rotor induction motor).[2, 6]  Motor induksi sangkar tupai mempunyai kecepatan putar yang hampir konstan, sedangkan motor induksi rotor lilit mempunyai kecepatan putar dan    torsi     yang            dapat              diatur(adjustable). Sebetulnya dengan motor induksi rotor lilit, kelemahan   motor   induksi   dapat   diperbaiki, tetapi motor induksi rotor lilit mempunyai konstruksi     yang     tidak    sesderhana.      Rumus kecepatan putar motor induksi adalah sebagai berikut[2, 6].


yang lebar dapat dilakukan dengan mengatur frekuensi. Catu daya dari PLN frekuensinya 50
Hz, untuk mengubahnya diperlukan bebarapa komponen.  Dalam  rancang  bangun  ini  catu daya AC , 50 Hz diubah menjadi DC (searah), kemudian diubah menjadi AC lagi dengan frekuensi yang dapat diatur. Jadi dalam rancang bangun ini diperlukan komponen utama seperti penyearah, osilator sebagai pengubah frekuensi dan inverter[8].

Penyearah

Penyearah adalah alat pengubah sumber listrik  dari  AC  menjadi  DC.  Alat  tersebut berupa rangkaian elektronik dengan komponen utama dioda. Dalam penyearahan tegangan bolak-balik digunakan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan sebuah dioda jembatan/bridge atau empat buah dioda.[3Gelombang                     keluarannya   lebih    baik    bila dibandingkan               dengan penyearah                    setengah gelombang, lihat Gambar 1.


Gambar 1. Penyearah Gelombang Penuh (A) Rangkaian (B) Gelombang Keluaran

Osilator

Osilator   adalah   rangkaian   elektronik


n   = (1  s) f × 60
m                 p


(1)


yan bekerja  sebagai  pembangkit  gelombang denyut.         Berdasar          cara      kerjanya           terdapat


Dengan :
n :    kecepatan putar motor (rpm)
ns   :    kecepatan putar medan sinkron (rpm)
s   :   slip
f    :    frekuensi sumber atau catu daya (Hz)
p   :   jumlah pasang kutub

Besarnya slip tergantung dari beban motor, beban yang konstan slip motor akan juga tetap, maka dari persamaan (1) dapat diketahui bahwa kecepatan putar motor nm  dapat diatur dengan   cara      mengubah        frekuensi              maupun jumlah kutub. Mengatur kecepatan dengan cara mengatur jumlah kutub sudah banyak dilakukan namun daerah pengaturan putaran terbatas dan perubahannya kasar, tetapi cara pengendalian putaran yang halus dan dengan jangkau putaran


berbagai macam osilator yang salah satu diantaranya adalah multivibrator tak stabilGambar 3 Ditunjukkan Rangkaian Pembangkit Sinyal Dan Disebut Sebagai Rangkaian Osilator Dari Jenis Multivibrator Tak Stabil[5, 7].


Gambar 2. Osilator Astable Multivibrator




PENDAHULUAN

Di industri banyak dipakai motor listrik jenis induksi rotor sangkar karena mempunyai banyak   kelebihan   dibanding   dengan   motor listrik jenis lain. Kekurangannya arus start besar


sekitar 3 sampai 5 kali dari arus nominal dan putarannyrelatif konstan atau sulit diatur[2, 6]. Pada    hal       dalam          pemakaian    motor          listrik kadang-kadang diinginkan putaran yang dapat diubah-ubah sesuai dengan putaran beban, dengan  pengaturan perpindahan putaran yang







halus (smooth) dan range lebar, misalnya pada, blower atau exhaust fan penyegar udara pada laboratorium gedung kimia dan lain-lain. Hal tersebut diperlukan dengan tujuan antara lain untuk           mengurangi      besarnya          arus             start, meredam getaran dan hentakan mekanis saat starting. Karena itu maka banyak dilakukan usaha bagaimana cara mengatur putaran motor induksi tersebut. Salah satunya adalah dengan cara mengubah frekuensi catu daya yang masuk ke motor untuk mengatur kecepatan motor. Jadi tujuan dari rancang bangun di sini adalah untuk menghasilkan peralatan yang dapat dipakai untuk mengatur kecepatan putar motor induksi dengan range putaran yang lebar dan dengan perubahan putaran yang smooth.

DASAR TEORI

Ditinjau rotornya motor induksi dibagi yaitu motor induksi sangkar tupai dan (squrrel cage induction motor) dan motor induksi rotor lilit (wound rotor induction motor).[2, 6]  Motor induksi sangkar tupai mempunyai kecepatan putar yang hampir konstan, sedangkan motor induksi rotor lilit mempunyai kecepatan putar dan    torsi     yang            dapat              diatur(adjustable). Sebetulnya dengan motor induksi rotor lilit, kelemahan   motor   induksi   dapat   diperbaiki, tetapi motor induksi rotor lilit mempunyai konstruksi     yang     tidak    sesderhana.      Rumus kecepatan putar motor induksi adalah sebagai berikut[2, 6].


yang lebar dapat dilakukan dengan mengatur frekuensi. Catu daya dari PLN frekuensinya 50
Hz, untuk mengubahnya diperlukan bebarapa komponen.  Dalam  rancang  bangun  ini  catu daya AC , 50 Hz diubah menjadi DC (searah), kemudian diubah menjadi AC lagi dengan frekuensi yang dapat diatur. Jadi dalam rancang bangun ini diperlukan komponen utama seperti penyearah, osilator sebagai pengubah frekuensi dan inverter[8].

Penyearah

Penyearah adalah alat pengubah sumber listrik  dari  AC  menjadi  DC.  Alat  tersebut berupa rangkaian elektronik dengan komponen utama dioda. Dalam penyearahan tegangan bolak-balik digunakan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan sebuah dioda jembatan/bridge atau empat buah dioda.[3Gelombang                     keluarannya   lebih    baik    bila dibandingkan               dengan penyearah                    setengah gelombang, lihat Gambar 1.


Gambar 1. Penyearah Gelombang Penuh (A) Rangkaian (B) Gelombang Keluaran

Osilator

Osilator   adalah   rangkaian   elektronik


n   = (1  s) f × 60
m                 p


(1)


yan bekerja  sebagai  pembangkit  gelombang denyut.         Berdasar          cara      kerjanya           terdapat


Dengan :
n :    kecepatan putar motor (rpm)
ns   :    kecepatan putar medan sinkron (rpm)
s   :   slip
f    :    frekuensi sumber atau catu daya (Hz)
p   :   jumlah pasang kutub

Besarnya slip tergantung dari beban motor, beban yang konstan slip motor akan juga tetap, maka dari persamaan (1) dapat diketahui bahwa kecepatan putar motor nm  dapat diatur dengan   cara      mengubah        frekuensi              maupun jumlah kutub. Mengatur kecepatan dengan cara mengatur jumlah kutub sudah banyak dilakukan namun daerah pengaturan putaran terbatas dan perubahannya kasar, tetapi cara pengendalian putaran yang halus dan dengan jangkau putaran


berbagai macam osilator yang salah satu diantaranya adalah multivibrator tak stabilGambar 3 Ditunjukkan Rangkaian Pembangkit Sinyal Dan Disebut Sebagai Rangkaian Osilator Dari Jenis Multivibrator Tak Stabil[5, 7].


Gambar 2. Osilator Astable Multivibrator
Proses kerjanya transistor Q1 dan Qbekerja ON (saturasi) dan OFF (cut off) secara bergantian.. Proses tersebut terjadi terus hingga terbentuk suatu sinyal tegangan denyut pada kolektor pada ke dua transistor tersebut. Selang waktu pergantian antar ON dan OFF dari ke dua transistor disebut sebagai konstanta waktu dari osilator yang besarnya adalah:[5]

T= 0,69 x RBC1                                                     (2)

dengan :
T1         waktu  ½  dari  periode  ON  ke  OFF kembali  ke  ON  lagi  dari  transistor Q1(dt)
RB1    Rb1    Rv    adalah  tahana rangkaian basis transistor (Ω).
C1        kapasitansi kondensator rangkaian basis
(F).
T2           dapat              diperoleh          mengunakan persamaan (2)       dengan nilai     tahanan            dan kondensator  adalah RB2 dan C2. Jadi :T1 + T2   = T   0,69   (RB1    C1    RB2    C2   ).  Jika ditentukan RB  RB = RB  dan C = C = Cmaka diperoleh
= 0,69 x 2 x RB x C T = 1,38 x RB x C



Gambar 3. Rangkaian Inverter dengaSCR

Pada Gambar 3 SCR dan SCR2  disulut bergantian  melalui  titik  A  dan  titik  B  oleh sinyal  yang      dihasilkan             osilator           astable multivibrator   pada     Gambar            2.         Sedang pemutusan SCR dilakukan oleh rangkaian komutator berupa kapasitor yang dipasang pada lilitan primer dari transformator. Dengan SCR ON dan OFF saling bergantian maka arus dari sumber + (positif) melewati tap tengah (centertap) trafo ke   primer P1  dan P2    saling bergantian. Arus yang mengalir pada sisi primer transformator selalu bergantian atau bolak-balik sehingga dihasilkan tegangan induksi bolak- balik (AC) pada sisi sekunder. Frekuensi dari tegangan indukdsi tersebut dapat diatur oleh osilator sebagai penyulut dua SCR tersebut.

Perancangan



Sehingga frekuensi osilasi  = 1/(Hz) adalah


Perancangan     meliputi      perencanaan penyearah,   osilator,   inverter,   transformator,



Jadi :


 =         1/1,38xRB xC


(3) sampai   dengan    pembuatan   casing    untuk pengaturan kecepatan putar motor induksi satu


Dari persamaan (5) di atas diperoleh besarnya frekuensi osilasi terantung RB dan atau C. Secara teknis lebih mudah dilakukan dengan mengubah tahanan RB.

Inverter

Rangkaian     elektronika     yang          bisa digunakan             untuk    mengubah      tegangan           DC menjadi                AC    disebut   inverter.   Rangkaian inverter                     bisa                 menggunakan              komponen transistor   maupun   thyristor   SCR    sebagai komponen  utama.  Bila  digunakan  transistor daya terbatas tetapi frekuensi tinggi serta tidak perlu rangkaian komutasi. Bila menggunakan SCR  day besar frekuensi  rendah  dan  perlu rangkaian komutasi sebagai pemutus SCR. Gambar 4 adalah contoh rangkaian inverter dengan SCR[1, 4].


satu fase jenis runing capacitor dengan daya
120  watt   tegangan  220  VAC,  arus  0,7  A, frekuensi 50 Hz dan putaran 2900 rpm.

Perancangan Rangkaian Penyearah.

Penyearah direncanakan memakai satu buah dioda bridge. Keluaran dari penyearah dipakai untuk input ke ke inverter dan osilator seperti yang ditujnjukkan pada Gambar 4.


Gambar 4. Penyearah dengan 4 dioda Lengkap dengan Filter dan Pembagi Tegangan

Sebagai   penyearah   digunakan   dioda bridge MDA 3504 dengan kapasitas arus 5 A dan tegangan 400 V,  filter dengan kondensator
33  µF,  450  V.  Tahanan  220  dan  33  KΩ
dimaksudkan  untuk   memperoleh   tegangan







keluaran   sebesar   50    V    diumpankan   ke rangkaian osilator dan untuk arus triger SCR ±
mA.

Perancangan Rangkaian Osilator

Rangkaian       osilator        menggunaka rangkaian     astable             multivibrator,   dengan transistor PNP A1015, diharapkan mampu mentriger SCR   yang memerlukan tegangan 2
V, arus ± 5 mA. Pada titik   untuk penyulutan SCR dipasang dioda D dan D2   rating    1 A, sebagai penahan tegangan balik induksi dari SCR. agar transistor terhindar dari kerusakan.
Kondensator C1  dan C2  disesuaikan dengan tahanan RB1  dan RB3  untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan. Tahanan RB  terdiri dari  tahanan  tetap  Rb   sebesar  1,2  KΩ  dan tahanan variabel 0  10 KΩ sebagi pengubah frekuensi, sedangkan kapasitor dipilih 10 µF. Dengan mengacu pada persamaan 3 maka diperoleh jangkau frekuensi osilator dari 6 sampai dengan 60 Hz.


Gambar 5. Osilator Astable Multivibrator dengan
Transistor PNP A1015


Perancangan Rangkaian Inveter.

Inverter  dengan  komponen  utam SCR
5P4M rating arus 5 Ampere, tegangan 400 V. Transformator  dengan  luas  inti  22  cm2   daya trafo ± 500 W, nilai aman untuk mensuplai motor 120 W. Setelah dihitung dengan asumsi tegangan primer 300 volt maka lilitan tiap kumparan  adalah  750  lilit  sehingga  jumlah lilitan kumparan primer dan skunder 3 X 750. Bila daya 500 W berarti arus maksimum 1.600 mA, dengan padat arus diambil 5 A/mm2, maka kumparan digunakan kawat email diameter 0,65 mm. Untuk komutasi dipasang kondensator non polar 4 µF/400V agar  2 SCR bekerja ON dan OFF secara bergantian sebagai inverter dengan penyulutan di titik A dan B.


Gambar 6. Rangkaian Inverter dengaSCR 5P4M

PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian besaran tegangan, arus dan frekuensi keluaran serta putaran dari motor dengan        mengubah-ubah               tahanan                variabel R9.dan R10.sebagai pengubah frekuensi dari osilator. 
   
                             NO           RB1 (Ω)      RB2 (Ω)           f (Hz)         Is (mA)           V0 (Volt)          n (rpm)
1           10.000           10.000              12                  200                    40                    133
2            8.000             8.000                20                  200                    45                    256
3            6.500             6.500                25                  250                    50                    405
4            4.700             4.700                35                  250                    55                    655
5            3.200             3.200                39                  350                    60                    975
6            2.700             2.700                40                  350                    70                   1.180
7            2.200             2.200                42                  395                    95                   1.485
8            2.005             2.000                47                  405                   100                  1.600
9            1.730             1.610                48                  430                   110                  1.930
10           1.620             1.600                61                  480                   115                  2.075
11           1.570             1.520                70                  500                   125                  2.200

Dari data pada Tabel 1, bila di buat grafik         tahanan            basis    versus  frekuensi


keluaran   seperti   yang   ditunjukkan   pada
Gambar  7,  nampak  bahwa  frekuensi  yang







dihasilkan benar berbanding terbalik dengan besaran tahanan basis (RB) sesuai dengan Persamaan                           3,dan     penurunannya          secara hiperbolis. Begitu juga putaran motor yang dihasilkan  naik                  secara linier               terhadap kenaikan frekuensi. Di samping itu kenaikan frekuensi ternyata juga diikuti pula oleh kenaikan tegangan         output  mengikuti persamaan[10].

V = 4,44 f n Φ                                  (4)

sedangkan tegangan input konstan.


Gambar 7. Kurvf vs RB1

Keterangan :


KESIMPULAN

Dari rancang bangun dan pengujian yang telah  dilakukan         dapat    diambil            beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1.   Peralatan   yang   dibuat   dapat   berfungsi cukup baik,arus ke motor cukup stabil meskipun kecepatan putar diubah-ubah.
2.   Putaran    motor    bisa     diatur    dengan mengubah                    frekuensi         dengan                        cara menggeser tahanan basis RB .
3.   Motor  induksi  dapat   diatur  putarannya
dengan jangkau yang lebar dari 133 rpm dengan  frekuensi  12  Hz  sampai  dengan
2200  rpm  pada  frekuensi  70  Hz  pada keadaan tanpa beban.
4.   Perubahan putaran motor bisa benar-benar smooth.

DAFTAR PUSTAKA

1.      GEORGE M.CHUTE, ROBERT D. CHUTE, Electronics              in            Industry,                McGraw-Hill Kogakusha, Ltd ,fith edition, 1981.

2.      SUMANTO,, Motor Listrik Arus Bolak-Balik,




 
R B = R b


+ R v













Gambar 8 Kurva n vs f


Andi  offset  Yogyakarta,  Edisi  pertam ,
1993.

3.      BARRY G. WOOLLARD , H .KRISTIONO, Elektronika               Praktis,  Pradnya Paramita, Jakarta, cetakan kelima, 2003.

4.      WASITO   S.,   Elektronika   Dalam   Industri, Karya Utama, Jakarta, cetakan kedua, 1986.

5.      ICHWAN   HARYADI,   Televisi   Transistor, Bina ilmu, Surabaya, cetakan pertama, 1985.

6.      A.E FITZGERALD DJOK ACHYANTO, Mesin –Mesin Listrik, Erlangga, Edisi ke empat, Jakarta, 1992.

7.      G.LOVEDAY,      Pengujian    Elektronik             Dan Diagnosa      Kesalahan,                           Elex        Media komputindo, Jakarta, 1994.

8.      A.E.   FITZGERALD,   PANTUR   SILABANDasar-Dasar Elektro Teknik, Erlangga, Edisi ke lima, Jakarta, 1984.

9.      EDWIN         C.LOWENBERG,         SUTISNA, Rangkaian Elektronik, Erlangga, EdisSI (Metric), Jakarta, 1995.




 
10.   A.R. MARGUNADI, Membuat Transformator


Gambar 9. Alat Pengatur Kecepatan
MotoInduksi


Kecil, PT Gramedia, Jakarta 1986


Sumber dari : 
luqman96.files.wordpress.com/2009/07/motor-sinkron.doc

http://www.slideshare.net/anwaruhuy/jurnal-sigitpamungkas-5115072366